Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah


Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah is free HD Wallpaper.

Mengelola Sampah Agar Tak Jadi Masalah - Ungkapan budaya bangsa kita terhadap sampah lebih pada "buang" dari pada "taruh" atau "letakan". 

Di mana-mana ungkapannya "Buang sampah pada tempatnya!" Atau "Jangan membuang sampah sembarangan!"

Tidak kita temui: "Taruh sampah pada tempatnya!" Atau "Simpan sampah pada tempatnya", "Jangan menaruh sampah sembarangan", "Jangan menyimpan sampah sembarangan" - tak pernah kita mendengar atau membaca yang seperti itu.

Maknanya mungkin sama. Tapi pikiran dan sikap atau perlakuan terhadap sampah dengan ungkapan "buang" itu menjadikan sampah melahirkan problem-problem lingkungan yang serius. Itu sebenarnya akan berbeda bila ungkapan yang mendominasi adalah "taruh" atau "simpan".

Bagi kebanyak orang sampah adalah sesuatu yang harus dibuang, dijauhkan dari sekitar kita. Masalahnya adalah dibuang ke mana? Kemudian setelah di pembuangan, bagaimana sampah itu nasibnya? Apakah tetap jadi sampah? Ataukah mendatangkan manfaat baru?


Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah

Di daerah perkotaan sampah telah menjadi masalah yang sangat serius. Meskipun ada instansi/dinas kebersihan yang mengurusi sampah, namun budaya bangsa Indonesia yang memperlakukan sampah sebagai barang yang mesti dibuang, bukan ditaruh atau diletakan, tetap menyisakan berbagai masalah.

Berpuluh-puluh ton sampah dihasilkan setiap harinya di kota-kota besar seperti Jakarta atau Bandung. Sehari saja sampah tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir, tumpukan sampah teronggok di berbagai sudut kota.

Mengelola Sampah Agar Tak Jadi Masalah

Nasib sampah setelah di TPA pun belum selesai. Ditumpuk menjadi gunung sampah yang terus memakan tempat, menebar aroma tak sedap.  Tetap jadi masalah. Milyaran rupiah dianggarkan untuk penanganan sampah oleh Pemerintah.

Sampah plastik bekas kemasan makanan dan minuman semakin mendominasi. Meskipun yang jenis ini sebagian dipungut oleh tukang pulung untuk dijual kembali. Namun jenis plastik lainnya tetap ditumpuk, terabaikan.

Penanganan sampah memang belum jadi kesadaran budaya di masyarakat kita. Sampah rumah tangga di perkotaan dikelola hanya mengandalkan upaya untuk dibuang ke TPA. Sangat jarang orang Indonesia yang punya upaya untuk mengelola sampah di rumahnya. Padahal mengelola sampah harus diupayakan dari hilir ke hulu. Tidak hanya mengandalkan Pemerintah saja.

Mengubah Mentalitas dan Perilaku Masyarakat Berkaitan Dengan Sampah

Maka, pengelolaan sampah sebenarnya tak bisa hanya bicara soal teknis saja, namun juga pembenahan mentalitas dan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah yang harus berawal dari rumah. Teknologi pengelolaan sampah punya batas kemampuhan. Tempat pembuangan sampah punya batas areal. Anggaran pemerintah untuk mengelola sampah juga memiliki keterbatasan.

Seperti disinggung di awal, buadaya kita pada sampah adalah pada "buang". Ini memberi makna dan realita bahwa masyarakat tidak mempunyai kesadaran untuk menangani sampah secara total. Mereka tak mempunyai perilaku untuk tidak menghasilkan sampah.

Kebijakan Pemerintah untuk mengurangi kantong plastik wadah belanjaan menuai protes di mana-mana. Mereka tak mau untuk ikut mengurangi sampah plastik dari berbagai kegiatannya.

Belakangan banyak kalangan menyadari bahwa sampah telah menjadi masalah, tidak hanya bagi lingkungan, namun juga pada kesehatan. Namun  perilaku masyarakat dalam soal sampah yang dianggap sepele, terlanjur kuat. Orang Indonesia tidak dikenal sebagai bangsa yang disiplin dalam membuang sampah. Sampah bertebaran di mana-mana, tanpa bisa dihentikan.

Bahkan agama pun, khususnya Islam, yang mengajarkan kebersihan itu sebahagian dari iman, tak juga mampu ditegakan agar ummat Islam jadi ummat yang tidak gampang membuang sampah sembarangan. Acara-acara keagamaan yang mengundang orang banyak, setelahnya acara selesai justru disuguhi dengan pemandangan tebaran sampah: bekas botol minuman, kemasan makanan, dan sebagainya.

Pendidikan pun tak punya arah untuk membentuk generasi yang disiplin dalam membuang sampah. Karena itu, sejak awal sampah diperlakukan untuk dibuang. Tidak diperlakukan untuk ditaruh atau disimpan pada tempatnya.

Penegakan disiplin terhadap kebersihan pun lemah. Anjuran untuk menjaga kebersihan seperti hanya basa-basi saja.

Diperlukan upaya lintas sektoral, formal dan informal, membuat gerakan budaya yang kuat tentang bagaimana seharusnya masyarakat Indonesia memberlakukan sampah. Pemerintah tentu saja harus sebagai pencetus atau leader dan pengawal dari gerakan budaya sadar sampah tersebut. Ini bisa dilakukan dengan efektif, sebab hanya pemerintahlah yang selama ini mempunyai upaya penanganan sampah yang menghabiskan banyak anggaran, namun pada masyarakat tak dibarengi dengan upaya-upaya membudayakan sadar akan penanganan sampah yang benar.

Gerakan Mengurangi Sampah

Tidak hanya mentalitas masyarakat terhadap bagaimana memperlakukan sampah dengan benar, namun juga bagaimana mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh sebuah lingkungan. Ini berhubungan dengan kecenderungan masyarakat yang semakin mencari kepraktisan dalam hal keperluan hidupnya.

Kita lihat saja, berbagai barang kebutuhan masyarakat cenderung menghasilkan sampah anorganik yang menimbulkan volume sampah semakin meningkat. Makanan dan minuman menempati urutan pertama menghasilkan bekas kemasannya yang menjadi sampah. Ini sampah anorganik yang memang tidak bisa ditangani langsung oleh setiap masyarakat, selain dibuang.





Thanks for you visiting Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah in Tapal Batas. Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah is labeled on Lingkungan, Mengelola Sampah, Opini, Sampah . Right Click on the images and then save to your computer or notebook. We have the best gallery of the new latest Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah to add to your PC, Laptop, Mac, Iphone, Ipad or your Android device.

Related Posts:

0 Response to "Mengelola Sampah Agar Tidak Jadi Masalah"

Post a Comment